And that kind of thinking is completely wrong!
![]() |
Feeling lost |
![]() |
Src : https://goo.gl/1Ij48k |
Tahun berlalu, masa studi saya selesai (sejauh ini), dan saya pun berkesempatan untuk berada di posisi si tenaga pengajar. Dosen muda yang pengalamannya super muda sekali. Melihat tingkah mahasiswa jaman sekarang yang sangat jauh dari masa saya kuliah dulu sempat (dan masih) bikin saya syok dan gak jarang bingung gimana nghadapinnya.
Beberapa diantaranya mengingatkan saya yang dulu, I was doing the same thing, wasn't I? . Dan itu bukanlah suatu yang seharusnya dilakukan.
Berdasarkan pengalaman
1. Approachable
Approachable bisa diartikan terjangkau, easy to talk to. Komunikasi antara dosen dan mahasiswa seharusnya bisa berjalan lancar, tanpa ada selipan perasaan takut ini lah.,.itu lah. Gak sedikit mahasiswa yang punya (berbagai) masalah (kuliah) tapi gak berani untuk ngomong , gak sedikit mahasiswa yang gak ngerti selama kuliah tapi gak berani juga nanya karena one simple thing, ekspresi muka si dosen yang nyeremin. I dont want to be that kind of lecture.
Status boleh sebagai dosen dan mahasiswa. Tapi terkadang juga bisa sebagai kolega atau malah jadi teman. Approachable bisa dilakukan tanpa harus menghilangkan rasa hormat, ah dalam hal ini lebih enak nyebutnya sikap sopan santun yang tetap harus dijaga. Sesama teman juga harus saling respect kan?
2. Serius tapi santai
Walaupun materi kuliah keseringan terlalu serius dan membosankan, dosen harus pintar men-translate ilmunya dengan menyulapnya dalam bentuk yang berbeda, sehingga mahasiswa yang -logikanya- akan terkantuk-kantuk dengan materi kuliah, bisa lebih semangat dan lebih mudah mengingat materi yang disampaikan.
Susah? Iya..susah untuk saya yang pengalaman ngajarnya baru 2 bulan ini. *hiks
![]() |
Interaksi Siswa dan Dosen | Src : https://goo.gl/63rShp |
Kelas interaktif yang berisi diskusi juga bisa dijadikan pilihan. Dosen sebagai pemandu dan pengarah diskusi, sedang mahasiswa bisa saling berbagi informasi dan pendapat. Kelas pun bisa jadi lebih berwarna.
3. Say No to Bully!
Ini yang paling mengerikan. Sebagai orang yang (dulunya) minderan, saya paling takut kalau tiba-tiba ngomong sesuatu, nanyakin sesuatu, atau jawab pertanyaan di kelas dan direspon dengan ejekan atau tanggapan yang dianggap lucu. Rasanya pengen ilang dari muka bumi. Karena sesuatu yang satu orang anggap lucu, belum tentu diterima sebagai suatu hal yang lucu juga oleh yang lainnya.
![]() |
Say No To Bully! | Src : https://goo.gl/SdIjtq |
Segala komentar / respon yang kira-kira bisa menyudutkan seseorang, bisa buat orang down termasuk kedalam bully. Whats the point sebenarnya. Tapi karena udah jadi kebiasaan dan dianggap lumrah, maka bully (kelas teri) ini dianggap tidak membahayakan.
![]() |
It isn't nice to cut others down | Src : https://goo.gl/SdIjtq |
Beberapa kali setiap ada diskusi atau presentasi, saya selalu mengingatkan untuk tidak menyudutkan siapapun. Status mahasiswa itu semua sama. Sama-sama lagi belajar. Sama-sama pengen jadi lebih baik. Alangkah indahnya bisa sukses bersama-sama, tanpa harus menghancurkan orang lain. Iya kan ya?
Selain bully dari sesama mahasiswa, dosen juga harus pandai-pandai memilih kata yang tidak menyudutkan mahasiswa, bahasa yang positif yang bisa meningkatkan semangat mereka yang mungkin udah meredup dari waktu ke waktu. Energi negatif dari pengajar bisa berimbas negatif ke mahasiswanya juga loh.
***
I wish I could be a nice - warm lecturer. Rasanya salah aja kalau kuliah dengan perasaan yang gak nyaman. I was there, hope no one else will experience that, at least di kelas yang saya ngajar. Semoga.What about you?? what are you looking for from a lecture?
Trauma kali kayaknya kak sama bully
ReplyDeletesekecil apapun bully itu, efeknya ttp mengerikan dekmat :D
DeleteHm, kalo punya dosen yang seperti Rohmah, pasti semau mahasiswa akan happy dan nyaman belajarnya. Semoga bisa diwujudkan niat baiknya ini, ya, dek. :)
ReplyDeleteSukses untuk proses ajar mengajarnya, ya! Be nice, be approachable, bi communicable, be humble. Pasti semua mhsw bakalan happy and stick to you, dear! Good luck!
sejak kapan nama mira jadi rohmah kak alaika hahahaa..
Deletethanks kak.. smoga bisa seperti itu hehe
Cihuyyy.... dosen muda.. hehe :D Yang sabar ya bu dosen klo ngehadapin yg mhsiswanya blum ngerti2 dan harus ulang lagi materinya... hehe :D
ReplyDeleteHello there :D , wish me luck :D
Deletekeren ik mbak..masih muda sudah jadi dosen..pasti pada semangat belajar ya kalau dosennya embak
ReplyDeletehaha. alhamdulillah masih dianggap muda :D
Deletedosen idaman itu...minimal kalo ada jadwal ngisi lah nggak telat2 :")
ReplyDeletehehehe setujuu.. ngaret itu ngeselin memang
Deletesetujuuu..karena ngaret itu ngeselin >.<
Deletenomer 2, dosen serius tapi santai plus bikin ngerti baik itu selama di kelas terlebih setelah meninggalkan kelas plus plus nagih pengen masuk kelasnya, itu idaman saya.. sampe sekarang saya juga memendam keinginan untuk jadi dosen, tapi mau s2 nya aja belibet nih.. dulu sih saya pernah punya dosen yang negotiable, nanya mahasiswa maunya metode balajarnya gimana.. mahasiswa jadi nyaman karena belajar dengan cara yang kita mau, dan dosen menyesuaikan bagaimana penyampaian ilmu yang pas dengan metode pilihan.. semangat ngajarnya ya mbak.. :)
ReplyDeletenah, tipe dosen yg bikin nagih sama kelasnya itu yg masih jarang ditemui, tantangan juga nih..
Deletemakasih udah mampir :)
Keren, jadi dosen muda :) Sharing dong pengalaman gimana cara menghadapi berbagai macam karakter mahasiswa yang berbeda-beda...
ReplyDeletehahahaha.. ntar ya aku mikir2 banyak dulu..susah ternyata haha
Delete