Meyakinkan diri untuk mengakui
bahwa diri mengalami “gangguan jiwa “ bukan hal yang mudah. Apalagi sampai
harus ke psikiater, yang artinya terbuka dengan masalah yang dihadapi, untuk
kemudian dibantu, dituntun untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. Atau
paling tidak diberi masukan bagaimana menghadapi permasalahan yang sedang
dihadapi.
Sebelumnya saya pernah tulis
kalau dalam 15 tahun terakhir dua kali saya masuk UGD karena migrain dan
insomnia. Yang pertama pas kelas 3 SMA, saya tiba-tiba pingsan di sekolah, dan
berujung ke berbagai test yang adanya di rumah sakit jiwa. Resmilah saya dicap “agak
gila” , walaupun katanya becanda. Yang kedua malam tahun baru 2014 di Jerman.
Setelah beberapa minggu insomnia parah, migrain yang juga akhirnya muncul,
jadilah saya melarikan diri ke UGD di tengah malam karena khawatir kejadian pas
SMA dulu terulang sedang saya tinggal sendirian.
![]() |
Insomnia | Src : http://www.braincorenc.com/ |
Bedanya dengan kejadian pertama
dimana saya hanya diberi resep yang berisikan list obat-obatan, di kejadian
kedua saya dapat 2 resep berbeda, satu resep pengobatan intensif (kalau bisa
dibilang gitu) di klinik, termasuk terapi untuk tidur dan akupunktur, sedang
yang kedua resep ke psikiater jika pengobatan dari resep pertama dinyatakan
tidak berhasil. Iya.. yang pertama 50 % gak berhasil karena cuma migrain yang
hilang, sedang insomnia masih aja berlanjut, well.. berkurang parahnya sedikit.
Sedang psikiater? Mencari psikiater yang bisa bahasa inggris bukanlah hal yang
mudah. Sebagai orang yang katanya introvert parah terbuka bukanlah hal yang
mudah juga (di postingan sebelumnya saya sempat cerita sedikit ke teman-temandekat di jerman). Sampai akhirnya saya balik ke indo, insomnianya balik
barengan migrain, barulah saya ingat (lagi) dengan resep yang kedua itu.
Beberapa bulan terakhir saya
mulai ngorol dengan orang-orang yang beratar belakang ilmu kejiwaan, namun pada pelaksanaannya saya masih aja “terganggu”
, bahkan penyakit lainnya yang emang suka muncul tanpa sebab dan berkepanjangan
pula mulai muncul lagi ke permukaan. Gak bisa dibiarkan, pikir saya. Selain
mengganggu emosi, aktifitas lainnya mulai terganggu, begitu juga hubungan saya
dengan orang disekitar yang semakin renggang.
Dan akhirnya saya pun berkenalan
dengan hypnotherapy. Karena untuk saya, ngobrol curhat bukanlah solusi. Karena
personally, saya sendiri bingung masalahnya dimana
Hypnotherapy
Menurut mbah google, hypnotherapy
merupakan terapi yang dilakukan pada subjek dalam kondisi hipnosis, yaitu suatu
kondisi pikiran yang memungkinkan seseorang masuk ke dalam kondisi bawah sadar
(subconscious). Alam bawah sadar ini menyimpan banyak memori, yang kita sendiri
mungkin gak ingat. Misalnya waktu mencoba ngingat luka ada yg ada di tangan,
ingatnya cuma dulu pernah jatuh, tapi gak inga detailnya. Nah..alam bawah sadar
merekam semuanya.
Hal yang sama dengan yang
seseorang yang tau punya masalah kejiwaan, tapi gak tau asal muasalnya,
kejadian awalnya gimana, atau malah sebenarnya yang mengganggu pikiran dia
selama ini.
![]() |
Benefit of Hypnotherapy | Src : http://hypnotherapycirencester.co.uk/ |
Hypnotherapy dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai kasus, misalnya mengatasi kecemasan, depresi, phobia, dapat juga membantu menghilangkan kebiasaan buruk seseorang, yang dilakukan dengan pemberian sugesti.
Pernah nonton acara infotainment
yang make hipnosis kan?? Fyi, hipnotis itu pelaku hipnosis, berbeda dari keseringan
kita dengar, hipnotis itu dianggap kegiatannya. Di acara itu, yang dihipnosis
kesannya totally gak sadar, totally lost control. Faktanya, selama dihipnosis
kita completely tau apa yang sedang terjadi, bahkan bisa aja langsung buka mata
dan proses hipnosisnya berhenti. Trus langsung gak sadar begitu terapistnya
mementikkan jari?? Hehe..kita malah dituntun pelan-pelan, dari mulai fokus sama satu titik, ngatur nafas,
sampai akhirnya masuk ke alam bawah sadar. Nah.. baru kemudian kita di terapi.
Oiya.. sebelum terapi kita akan
ada sesi ngobrolnya juga, dijelasin soal keadaan rileks selama terapi kayak
gimana. Saya malah kebanyakan, ada 1 sesi dimana saya cuma ngobrol sama
terapinya, ditanyainnya dikit saya malah cerita kemana-mana hehe, baru kemudian
di sesi berikutnya terapi yang sebenarnya dilakuin. Trus lagi, terapi ini gak
akan bisa dilakuin kalau si client (bukan pasien kalo disini) belum siap,
karena ujung-ujungnya si terapist gak akan bisa berkomunikasi dengan kita yang
dari alam bawah sadar itu. Saya sendiri setelah menghubungi terapistnya sempat
beberapa kali cancel, berasa gak siap lah.. nyar-nyari alasan buat gak ke
terapist lah, takut ini itu lah. Kalau gini, masalah yang harusnya dapat diselesaikan jadi gak selesai kan. Dan yang pasti, kita sendiri yang mengontrol diri kita, jadi jangan
takut akan kenapa-napa hehe. Bismillah, niat saya dari awal mau bebas dengan
penyakit ini, saya mau hidup normal, so...lets do it!
After effect dari terapi
Dari ngobrol-ngobrol dengan teman-teman
blogger, ternyata kalau salah memilih trapist bisa berakibat fatal juga.
Carilah terapist yang tidak hanya terpercaya, tapi bagus ilmu agamanya. Ingat,
ini hipnotherapy.
Setelah terapy, alhamdulillah
mulai berasa ada kemajuan. Emosi yang sangat stabil, kesal dan marah
alhamdulillah cuma seadanya, almost gak ada selama seminggu ini * smoga
seterusnya bsia stabil. Beberapa hal yang biasanya bisa bikin saya marah sampe
nangis pun seperti terhalang. Misalnya ni, ada 1 masalah yang mengesalkan
sekali, biasanya saya akan marah, sakit hati walau cuma sekedar diingat, tapi
sekarang perasaan marah itu gak nembus ke hati. Layaknya kertas putih yang
ditulis dengan marker yang tulisannya sampe tembus ke belakang kertas, nah ini
justru kayak kertas putih ditulis dengan pencil ala kadarnya, kebaca, tapi gak
ngerusak kertasnya. Perasaan pun tetap ringan jadinya
Tidur? Mendingan alhamdulillah. Sakit
kepala? Hanya muncul kalau udah benar-benar lelah. Walaupun baru seminggu,
alhamdulillah sudah ada kemajuan, walopun capek setelah terapi kemarin masih
berasa – bingung juga..ini capek apa ya gak hilang-hilang :D – tapi udah ada
perubahan ke arah yang lebih baik. Dan smoga dengan baiknya si emosi
ini..semakin baik pula lain-lainya, ya kerjaan, ya hubungan dengan orang-orang
sekitar.
Selain migrain, masih banyak penyakit-penyakit lain yang timbul karena banyaknya pikiran. Sebagian bisa dicek disini (dan penjelesannya)
*****
Alhamdulillah saya ketemu
orang-orang baik yang ketika saya kabari mau ikut terapi, tanggapan mereka
positif dan supportif. Gak bisa dielakkan juga ada orang-orang yang ketika saya ajak ngobrol ngebahas hynotherpy kemudian malah ngata-ngatain, sampe yang paling ekstrim dikatain gak ada iman lah hehe.
Diskusi dan minta masukan dari
orang sekitar sebelum memutuskan terapi bukan hal yang dilarang. Tapi keputusan
akhir ada di kita. Tujuan kita apa, niat kita apa. Dan smoga smunya dimudahkan, dan kita disembuhkan :)
Semoga belajar hipnoterapinya lancar ya kakak mira..
ReplyDeletemenarik ini kalao dijadiin bahan study.. ilmunyaa luaassss :D
Deletewah, jadi kepingin ikut hypnotherapy karena saya suka cemas dan susah tidur nih, Mba.
ReplyDeleterecomended mba.. inshaAllah setelah itu bakalan lebih baik. Kata seorang temen yg dokter, kalau memang ada masalah seperti itu, bukan tidak mungkin ada pengaruh trauma masa kecil jg.
Delete